Senin, 01 Februari 2010

semangat!

By : Rinrin Indrianie

dipublish jg di milis Mario Teguh Super Club 


Sahabat, semoga tulisan saya ini menjumpai Anda yang selalu dilimpahi rahmat, berkah dan ampunan dari Beliau Yang Maha Segalanya.


Sahabat yang baik, Selalu ada kerinduan bagi saya untuk bisa menulis, sekecil dan sesederhana apapun. Tetapi masih saja, rasa enggan, keinginan yang terkalahkan oleh kata 'menunda', dalih menunggu ide yang lebih 'hebat' akan datang, dan bermacam alasan lainnya telah sanggup menghentikan kerinduan itu, membuat saya tidak bertindak, dan akhirnya -sudah bisa ditebak- saya menyesal.


Rasa enggan adalah kekuatan yang sangat besar, baik untuk mencapai keberhasilan atau menyebabkan kegagalan.


Maka engganlah terlibat dalam hal-hal yang tidak menghasilkan.


Dan bersegeralah dengan hal-hal yang menghasilkan, 

walau sekecil apapun.


(MT Weekend Note- Harga mu hanya sebanding dengan penghargaan mu terhadap waktu)


Maka, izinkan saya kembali mencoba berbagi. Sebuah tulisan sederhana yang semoga ada manfaatnya. Sebelum saya kembali menyesal atas sesuatu yang bisa saya lakukan, tetapitidak saya kerjakan.



Sahabat Indonesia yang Super, Seorang Martin Luther King pernah berkata :



If you can't fly, run.

If you cant' run, walk.

If you can't walk, crawl.

But by all means, keep moving


Wow, rangkaian kalimat pendek yang tidak sederhana dampaknya. Saat keadaan tak sesuai dengan yang kita inginkan, berapa banyak dari kita yang segera menyerah, meratapi diri, dan berhenti bergerak?


Beberapa hari yang lalu, saat menunaikan ibadah sholat taraweh di mesjid, seorang Ibu yang sudah tua berada di samping kiri saya. Saya perhatikan beliau terlihat kelelahan setelah beberapa rakaat berhasil kami lalui, napasnya patah-patah, dan bulir keringat mengkristal di dahinya. 


Lantas saya sarankan pada beliau untuk beristirahat, tidak perlu mengikuti rakaat berikutnya. Tetapi beliau tersenyum menolak, "Ibu sholat sambil duduk saja, boleh ya nak?" tanyanya pelan. Yang sungguh tidak bisa saya jawab kecuali dengan sebuah anggukan penuh keharuan. Betapa kuat keinginan sang Ibu untuk menjadi pribadi kecintaan Beliau Yang Maha Mulia.




Saat ceramah taraweh sebelum witir tiba, Ibu sepuh merebahkan dirinya. Saya lihat matanya kadang terpejam lama, tetapi tetap menyimak apa yang disampaikan. Melihat hal tersebut, saya sarankan pada beliau untuk pulang saja, menunaikan sholat witir di rumah dan segera beristirahat. Tetapi, kembali sang ibu menolak dengan senyuman, kali ini tanpa sepatah kata apapun, hanya sebuah gelengan kepala perlahan yang tegas. Dan akhirnya kami pulang bersama dari mesjid malam itu.


Sahabat yang indah hatinya, Mungkin saja Ibu tersebut tidak pernah mengenal siapa itu Martin Luther King, pun kalimat-kalimatnya diatas. Tetapi, beliau telah bersungguh mengaplikasikan nasehat tersebut dalam hidupnya. Terus bergerak walau terbatasi, terus melakukan walau sulit, terus berjuang walau terkadang hampir tak mungkin, terus berupaya hidup sepenuhnya - dan mengutuhkannya dengan doa.


Kiranya, nasehat Pak Mario Teguh berikut bisa kita renungkan bersama, 




Kita disebut hidup, 

jika kita mengisi waktu antara kelahiran

dan saat kita berpamitan dari kesibukan dunia,

dengan pekerjaan-pekerjaan yang bernilai.


Kita hanya sebernilai yang kita kerjakan.


(Mario Teguh Super Note - Sebetulnya apakah yang sedang kau tunggu?)


bahwa memang sudah sepantasnya kita terus bergerakmengisi kehidupan kita -yang singkat- ini, dengan banyak hal penting yang bernilai. Tanpa harus menunggu keadaan baik dulu, sekeliling kita mendukung dulu, atau apapun di luar diri kita yang berpotensi 'menghentikan' kita dalam lajunya hidup.


Perjalanan karir dan kehidupan kita

adalah sebuah proses perpindahan

dari satu pemberhentian 

ke pemberhentian ke pemberhentian berikutnya.


Kita hanya akan segera sampai,

jika kita menyegerakan sebuah pemberangkatan untuk setiap pemberhentian.


Mereka yang mencapai hasil yang banyak dan yang besar dan yang tinggi,

adalah mereka yang berhenti saat mereka harus berhenti -

tetapi yang segera memulai lagi.


Sebaliknya,mereka yang lambat dalam mencapai haknya untuk berhasil,

adalah biasanya orang-orang yang memperlakukan tempat-tempat berhenti-sebagai pemberhentian, 
atau bahkan betul-betul sebagai penghentian.


Padahal, sebuah tempat berhenti adalah tempat transisi

antara satu perjalanan ke perjalanan berikutnya.


Di pemberhentian itu lah kita harus membangun

kesiapan yang lebih baik bagi perjalanan berikutnya.


(MT Golden Moment - Setiap Pemberhentian adalah Awal dari Perjalanan Berikutnya)


Sahabat Indonesia yang budiman, terus 'bergerak' yuk, hingga hanya Beliau Sang Penggenggam Jiwa lah yang menghentikan langkah kita.


Terima kasih telah menjadi sahabat pengindah hidup saya ya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar